Hari telah
berganti dengan malam yang dingin; sudah hampir waktunya untuk perut Raphtalia
berbunyi. Meninggalkan barang-barang kami di penginapan, kami pergi ke restoran
terdekat untuk makan malam.
Kami baru saja
memakan camilan tadi. Raphtalia membelinya dari toko tak dikenal, walau aku tak
tahu apa enaknya camilan itu. Sudah kuduga, aku butuh suatu cara untuk membuat
dompetku tebal. Kurasa berkemah di luar akan menjadi rencana selanjutnya. Jadi,
aku akan membiarkanmu makan sepuasnya!
“Coba lihat,
tolong Delia-set untuk dua orang dan sebuah Neapolitan.”
Setelah
memberikan pesanan kami ke pelayan, makan malam kami pun tiba.
“Mari makan.”
“Un.”
Raphtalia mulai
makan dengan memenuhi mulutnya dengan makanannya menggunakan tangannya lagi.
Dilihat dari pertumbuhannya, kurasa dia berusia sekitar 10an. Dia sudah mulai
melirik ke piringku, jadi aku pergi untuk memesan lagi.
“Makan sebanyak
yang kau mau karena mulai besok kita akan berkemah.”
“I-gu-ya!”
Mengangguk dan
makan di saat yang sama adalah sikap yang buruk. Tapi karena Raphtalia makan
dengan lahapnya, aku akan memaafkan sikapnya kali ini. Setelah itu, kami
kembali ke ruangan kami di mana aku membetulkan penampilan Raphtalia lagi.
“Rambutmu
berantakan, ayo potong sedikit.”
“...Iya.”
Kutepuk kepala
Raphtalia dengan suara ‘*pon*’ karena dia berwajah gugup.
“Tenang saja. Aku
takkan membuat gaya rambut yang aneh.”
Lagian,
penampilannya saat inilah yang terlihat aneh. Menggunakan sebuah pisau, aku
mulai memotong rambut yang kusut dengan suara ‘*kres*’. Kupotong rambutnya
hingga sepundak sebelum akhirnya selesai.
“Baik, sekarang
sudah lebih bagus.”
Dibandingkan
dengan gaya rambutnya yang lama, yang satu ini setidaknya lebih enak dipandang.
Dengan ini, dia pasti akan terlihat menawan setelah didandani. Raphtalia mulai
berputar, wajahnya terlihat percaya diri. Aku penasaran apa yang membuatnya
sebahagia itu. Perisainya bereaksi ketika kubersihkan sampah rambutnya.
...
Tak bisa
kupercaya.
*Suuu*...
Kubuka statusku untuk
memastikannya. Walau pada akhirnya Levelku dan ‘Rantai’ nya masih belum cukup.
“Hm?”
Sial, dia melihat
kemari.
“Sekarang, kau
harus bergegas tidur.”
“Un!”
Dia entah mengapa
menjadi terbuka, tak seperti kemarin. Yah, baguslah. Dia mungkin akan mengigau
lagi, jadi aku menyibukkan diri dengan meracik bahan di dalam ruangan.
...
Nutritional Supplement
berhasil dibuat.
Nutritional Supplement Kualitas Buruk ->
Sedikit Buruk
Sebuah obat yang meredam rasa lelah, obat ini juga efektif sebagai metode untuk mempercepat penyembuhan penyakit.
Sebuah obat yang meredam rasa lelah, obat ini juga efektif sebagai metode untuk mempercepat penyembuhan penyakit.
Recovery Potion berhasil
dibuat
Recovery Potion Kualitas Sedikit Buruk
-> Normal
Sebuah obat yang menyembuhkan beberapa penyakit. Akan semakin tidak efektif melawan penyakit yang lebih parah.
Sebuah obat yang menyembuhkan beberapa penyakit. Akan semakin tidak efektif melawan penyakit yang lebih parah.
Fumu... ada
berbagai macam barang yang bisa dibuat menggunakan tanaman obat dari gunung dan
hutan. Karena ini, aku bisa menjualnya ke apotek untuk jumlah uang yang banyak.
Hanya saja bahan yang digunakan dalam jumlah yang besar membuatnya sedikit
sulit. Secara keseluruhan, aku berhasil membuat 6 Nutritional Supplement dan
beberapa obat lainnya. Akan tetapi, masih sulit bagiku untuk membuat
obat-obatan dengan kualitas tinggi; aku tak punya kesempatan menang melawan
para spesialis. Karena aku adalah Pahlawan Perisai, bukan seorang Apoteker.
...Mari serap
beberapa dari mereka ke dalam perisai kalau begitu.
Persyaratan untuk Calorie
Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Energy
Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Energic
Shield telah terbuka.
Calorie Shield
Bonus Penggunaan: Peningkatan Stamina (Kecil) <Belum dikuasai>
Bonus Penggunaan: Peningkatan Stamina (Kecil) <Belum dikuasai>
Energy Shield
Bonus Penggunaan: Peningkatan SP (Kecil) <Belum dikuasai>
Bonus Penggunaan: Peningkatan SP (Kecil) <Belum dikuasai>
Energic Shield
Bonus Penggunaan: Pengurangan Konsumsi Stamina (Kecil) <Belum dikuasai>
Bonus Penggunaan: Pengurangan Konsumsi Stamina (Kecil) <Belum dikuasai>
Untuk saat ini,
mereka semua memberikan bonus berkaitan dengan status. Lagian ‘stamina’ itu
apa? Apakah itu sesuatu seperti kebugaran jasmani? Kelihatannya aku harus
mengalaminya sendiri. Selanjutnya kita punya tanaman obat, tapi... aku ragu
barangkali akan jadi lebih susah kalau aku lanjut untuk mempelajari kemampuan
meracik lebih banyak dengan ceroboh.
Aku ingin lebih
banyak bonus pertarungan. Atau mungkin ini karena aku tak bisa mencapai
persyaratan yang tersegel dengan tanaman obat yang kukumpulkan. Yah, tak
apalah.
“Nn~...”
Saatku meregangkan
tubuh dan bersiap untuk tidur, aku menyadari Raphtalia mengerutkan matanya
rapat. Kelihatannya dia tak bisa mendapat tidur yang nyenyak; itu adalah tanda
dia akan mengigau.
“Kya‒‒”
Kututup mulutnya
sebelum dia menjerit, lalu kupeluk dia dengan tanganku sambil kutepuk dengan
lembut dengan suara ‘*pon pon*’
Fiuh, aku
berhasil menenangkannya malam ini. Tapi dia akan menangis lagi kalau kucoba
melepaskannya sekarang. Kurasa tak ada pilihan lain lagi. Mari tidur
bersama-sama kalau begitu.
...Terasa sedikit
dingin. Merasakan cahaya matahari menerpa wajahku, kubuka mataku. Raphtalia,
yang harusnya tertidur di sebelahku, kini tengah merinding di sudut ruangan.
“Ada apa?”
“Maaf, maaf,
maaf, maaf!”
Melihat Raphtalia
yang menggerutu minta maaf dengan putus asa, kuangkat alisku; aku bisa menebak
dengan pasti alasan mengapa aku merasakan dingin ini yang ada di bawahku. Jadi
begitu... Raphtalia mengompol.
Haa...
Dia pikir aku
akan marah. Aku tak pernah mendengar seorang anak berumur 10 tahun mengompol,
tapi tak ada alasan untukku memarahinya setelah melihat matanya yang ketakutan.
Aku mendekat ke Raphtalia. Kuulurkan tanganku, kupeluk Raphtalia yang meringkuk
seperti bola dan melindungi kepalanya.
“Tak apa...”
Kugunakan tanganku
untuk menepuk pundak Raphtalia yang bergetar.
“Mengompol adalah
hal yang tak bisa kau kendalikan, kan? Sekarang, berdirilah dan lepaskan
pakaianmu jadi kau bisa membersihkan dirimu.”
Kurasa, dia juga
butuh sepasang baju ganti.
“Eh...”
Raphtalia menatapku
dengan ekspresi terkejut.
“Anda tidak
marah?”
“Bagaimana aku
bisa memarahi seseorang yang menyesali perbuatannya? Perbuatanmu mencerminkan
kesalahanmu, jadi aku tak marah.”
Sepreinya kotor.
Aku penasaran berapa yang harus kubayar kepada si penjaga penginapan... kami
akan membawanya untuk sementara waktu.
Setelah itu,
kujelaskan situasinya kepada penjaga penginapan, membayar kerusakannya, dan
lalu segera pergi untuk membeli beberapa pasang baju dari Toko Senjata.
Walaupun air sumurnya sedikit dingin, kucuci sepreinya hingga bersih dan
menyimpannya di tas bawaan kami. Sepertinya ide bagus untuk mengeringkan seprei
ini dengan mengikatnya di tangkai pohon dan menggantungnya sembari kami pergi
ke bukit.
“Sekarang.”
Sedikit
mengesalkan juga berjalan bersama Raphtalia, yang terus-terusan meminta maaf.
“Sudah kubilang
tak apa-apa!”
“...Iya.”
Haa... Dia
sungguh gadis yang penurut. Akan tetapi, akan merepotkan juga buatku kalau dia
tak punya motivasi.
*Guu*...
Perut Raphtalia
berbunyi lagi. Oh, dan wajahnya memerah karena malu.
“Kurasa sudah
waktunya untuk sarapan.”
“Un...”
Raphtalia
berjalan di sisiku sembari memegangi hem di bajuku.
“...*uhuk*”
“Baiklah
sekarang, kau harus meminum obat ini sebagai hukumannya.”
Kuserahkan sebuah
‘recovery potion’ kepada Raphtalia. Kelihatannya ini sebuah penyakit kronis,
yang membutuhkan sebuah dosis obat tertentu, jadi inilah yang dia perlukan.
Wajah Raphtalia berubah menjadi sangat pucat setelah baru satu tegukan. Akan
tetapi, dia sangat bersemangat untuk meminumnya karena ini adalah hukumannya.
“Uwaa... Pahit
sekali...”
“Tahan saja.”
*Glek glek glek*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar