Rabu, 01 Maret 2017

Tate no Yuusha no Nariagari: Volume 1 Chapter 4 (Bahasa Indonesia)



Dana Rekrut Tambahan



Keesokan harinya.

Setelah sarapan, kami senantiasa menunggu panggilan dari raja. Tapi tentu saja, takkan ada yang terjadi pagi-pagi begini. Kalau dilihat dari ketinggian mataharinya, mungkin sekitar jam sepuluh mereka menjemput kami. Kami pun pergi dengan perasaan yang meluap di hati kami.

“Selamat datang, Para Pahlawan.”

Di dalam tribun penonton, dua belas lelaki dan perempuan berpakaian layaknya petualang telah berkumpul. Bahkan ada beberapa yang terlihat seperti kesatria sejati. Pendamping raja sungguh menakjubkan....
Kami menyapa dengan membungkukkan badan.

“Seperti yang dijanjikan, kami telah mengumpulkan rekan untuk ikut dalam perjalanan kalian. Mereka semua ingin sekali bertemu dengan kalian.”

Sempurna! Ada cukup orang untuk tiap-tiap kami memiliki tiga rekan, tanpa ada satupun yang tersisa.

“Sekarang, pahlawan masa depan negeri ini. Pilihlah orang yang ingin kalian layani.”

Eh? Mereka diperbolehkan untuk memilih mau ikut dengan siapa? Sungguh mengejutkan, tapi setelah kupikir-pikir, alasannya sangat jelas. Tentu saja mereka berbaik hati membolehkan warganya sendiri pergi bersama sekumpulan orang aneh.

Satu demi satu, para petualang berlalu-lalang dengan cepat dan membentuk kelompok di depan kami. Dan sebagai hasil akhirnya...


Ren: 5 pengikut
Motoyasu : 4 pengikut
Itsuki: 3 pengikut
Aku: Tak ada sama sekali!?

“Tunggu sebentar, Yang Mulia!”

Apa-apaan!? Ini sungguh keterlaluan!
Sang Raja juga terlihat ragu-ragu untuk bicara.

“H-Hem, Sejujurnya, aku tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi.”
“Dia sungguh tidak populer, ya?”

Bahkan si menteri memandang rendah diriku, ekspresi terkejut terlihat di wajahnya.
Lalu, seorang pria berjubah membisikkan sesuatu pada sang raja.

“Aku mengerti. Jadi ada rumor semacam itu...”
“Apa ada yang salah?”

Motoyasu perlahan mencoba untuk mendinginkan suasana, namun semua sudah terlambat. Ini terasa seperti saat dulu ku masih di SD, aku selalu dikucilkan oleh anak lainnya saat pelajaran olahraga terus menerus. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi di dunia paralel!

“Sebenarnya, sebuah rumor telah beredar di dalam istana bahwa di antara para Pahlawan, Pahlawan Perisailah yang paling tidak akrab dengan tatanan dunia kami.”
“Apa!?”
“Dalam legenda, di situ tertulis bahwa para Pahlawan adalah mereka yang mempunyai pemahaman dalam tentang tatanan dunia ini. Kalau tak salah, anda tak seperti itu, kan?”

Motoyasu mengangkat bahunya cuek ke arahku.

 “Kurasa mereka menguping pembicaraan kita semalam, huh?”

Tunggu. Apakah dia berbicara mengenai fakta bahwa aku belum pernah memainkan sebuah game sebelumnya? Itukah alasan tak ada yang mau bergabung denganku? Tidak, yang lebih penting, ada apa dengan legenda tambahan itu? Bahkan walaupun aku tak punya pengetahuan sebaik yang lainnya, aku masihlah seorang Pahlawan, kan!? Siapa peduli kalau perisai itu buruk dalam beberapa game sampah? Ini bukanlah sebuah game, ini kenyataan!

“Ayolah, Ren! Kau punya lima pengikut, tak bisakah kau berikan satu atau dua?”

Para pengikut Ren (termasuk yang pria) mundur ke belakangnya layaknya bocah ketakutan, sedang Ren sendiri hanya menghela nafas dan mengusap kepalanya.

“Yah, jujur aku bukanlah orang yang mementingkan penggemar. Aku akan meninggalkan siapapun yang menghambatku.”

Bagaimanapun, walau tuan mereka menunjukkan wajah yang dingin, tak ada satupun pengikut Ren yang bergerak sedikitpun.

“Bagaimana denganmu, Motoyasu? Bukankah kau pikir ini terlalu kejam!?”
“Yah...”

Celakanya, aku lupa mengatakannya, bahwa perbandingan petualang pria dan wanita yang bersedia bergabung dengan kami benar-benar didominasi oleh wanita. Itu sungguh sebuah misteri.

“Itu... bukan hakku untuk memutuskan.”

Itsuki jelas terlihat terganggu dengan kondisiku, tapi dia juga tak ingin mengecewakan para pengikut yang telah memilihnya.
Oh iya, aku lupa mengatakannya, tapi semua pengikut Motoyasu adalah wanita. Sepertinya dia memang ditakdirkan untuk memikat para wanita untuk mendekat kepadanya entah di manapun dia berada.

“Aku juga merasa akan lebih baik jika kita semua memiliki masing-masing tiga rekan, tapi... memaksakan kehendak kepada mereka mungkin akan berakibat buruk bagi kepercayaan mereka.”

Semua yang ada di ruangan ini mengangguk setuju dengan perkataan Itsuki.

“Lalu, aku harus pergi berpetualang sendirian!?”

Tapi apa yang aku punya hanyalah sebuah perisai! Bagaimana aku bisa bertambah kuat tanpa Adanya seorang rekan!?

“Yang Mulia, saya akan pergi bersama Pahlawan Perisai.”

Satu dari pengikut Motoyasu mengangkat tangannya dan bersedia untuk bergabung menjadi pengikutku.

“Oh? Apa kau yakin?”
“Ya.”

Dia adalah seorang gadis cantik dengan rambut merah sebahu. Sebenarnya, lebih dari itu, dia juga menawan, kan? Perawakannya agak sedikit kekanak-kanakan, namun dia hanya beberapa senti lebih pendek dariku.

“Apa ada yang lain yang ingin pergi mendampingi Naofumi?”
...

Aku bisa merasakan garingnya suasana. Tak ada satupun orang yang menunjukkan kesukarelaan mereka. Sang Raja menghela napas.

“Baiklah. Naofumi, mulai dari sekarang kau boleh mencari sendiri rekan yang cocok untukmu dan meningkatkan levelmu. Karena keadaan yang tak diduga ini, aku akan berikan perlakuan khusus untukmu sekali ini saja dengan menambah uang permulaanmu sedikit lebih banyak dari para Pahlawan lainnya.”
“I-iya, Yang Mulia!”

Kini sudah ditetapkan. Kalau tak ada orang di sini yang ingin pergi bersamaku, aku hanya tinggal mencari orang yang mau di luar sana.

“Selanjutnya, aku akan membagikan uangnya.”

Dengan isyarat dari raja, kami diberikan empat buah kantung uang berat, yang bergerincing. Seperti janjinya, dia memberikanku sedikit lebih banyak dari yang lain.

“Aku memberikan sejumlah 800 koin perak untuk Naofumi, dan 600 koin perak pada Pahlawan yang lain. Gunakan untuk mempersenjatai diri kalian, lalu mulailah perjalanan kalian!”
“Ya!”

Dan dengan begitu, perbincangan kami dengan raja pun berakhir. Semua orang bergerombol ke aula dan mulai memperkenalkan diri mereka.

“Senang bertemu dengan anda, Pahlawan Perisai. Namaku Mine Sphere. Mari lakukan yang terbaik, oke?”
“I-iya!”


Aku bersyukur Mine bisa berbicara lepas denganku, tanpa menahan apapun. Walau kepercayaan diriku baru saja terpukul karena kenyataan yang kuterima, fakta berkata bahwa gadis ini telah menjadi rekanku. Dan aku harus menyemangatinya! Karena, dibandingkan dengan pahlawan lainnya, senjataku kurang lebih tak berguna.

“Lalu, bisakah kita mulai, Mine?”
“Okee~!”

Mine mengangguk penuh semangat dan mengikutiku dari belakang.


Pemandangan yang menyambut kami ketika kami melewati jembatan dari istana ke kota hampir membuatku pingsan. Walaupun kemarin aku telah meliriknya beberapa kali dari jendela, melihatnya dengan mata kepala sendiri sungguh menguatkan kenyataan bahwa aku kini berada dalam dunia paralel. Papan tanda dari kayu menggantung di atas jalan bebatuan dan di depan toko-toko, dan bau-bauan sedap mengalir di udara. Sungguh menakjubkan.

“Sekarang apa yang harus kita lakukan?”
“Pertama, aku ingin mencari toko yang menjual senjata dan baju zirah. Seharusnya kita bisa membeli sesuatu yang bagus dengan uang segini.”

Benar. Karena aku hanya punya sebuah perisai, hal pertama yang aku butuhkan adalah sebuah senjata sungguhan. Tanpa itu, mungkin aku takkan pernah bisa mengalahkan monster (Atau semacamnya, yang sesungguhnya), dan mengejar ketertinggalan dari mereka nanti bisa jadi tidak mungkin. Di sisi lain, mereka semua punya senjata yang harus mereka kembangkan mulai dari nol. Jadi kalau aku mengambil start lebih dulu, aku mungkin bisa melampaui mereka dengan cepat.

“Kalau begitu, saya tahu sebuah toko kecil yang bagus, saya bisa mengantar anda kalau anda mau.”
“Oh, kau mau?”
“Tentu saja! Kita adalah rekan, bukan?”

Mine menuntunku melalui jalanan dengan sedikit langkah senang dalam jalannya. Lalu, setelah berjalan sekitar sepuluh menit, dia langsung masuk ke dalam sebuah toko. Kami berada di depan sebuah toko dengan label besar yang mencolok, dihiasi hanya dengan sebuah pedang.

“Ini dia”
“Wahh...”

Kuintip melalui pintunya, bisa kulihat dindingnya semuanya di tutupi oleh senjata-senjata yang tertata dari lantai hingga ke atap. Tanpa diragukan, jujur ini adalah toko senjata yang bagus! Dan tak hanya itu, sepertinya mereka juga menjual baju zirah serta barang-barang berguna lainnya untuk para petualang.

“Selamat datang!”

Si penjaga toko menyambut kami dengan hangat saat kami memasuki toko. Perawakannya yang berotot dan besar sungguh sama seperti apa yang kita bayangkan dari seorang penjaga toko senjata. Tapi itu sungguh keren! Mungkin aku akan sedikit kecewa kalau dia adalah seorang pemalas yang cungkring. Jadi seperti inilah dunia paralel sesungguhnya, huh?

“Jadi ini adalah sebuah toko senjata...?”
“Ah, seorang pelanggan baru! Melihat kau datang kemari, kau pasti mencari sesuatu yang berkualitas!”
“Sebenarnya gadis inilah yang menyarankannya.”

Aku menunjuk ke arah Mine, yang langsung melambai ke arah penjaga toko.

“Yah, terima kasih, gadis kecil.”
“Oh, tidak usah khawatir. Lagian, tokomu juga terkenal di sini.”
“Ah, kau membuatku malu! Omong-omong, orang berpakaian aneh ini, kutebak, dia adalah pacarmu?”

Itu benar. Bagi orang-orang di dunia ini, pakaianku pasti tidaklah wajar. Siapapun yang menilaiku dari pakaianku mungkin akan berpikir kalau aku orang aneh.

“Kau tak bisa mengetahuinya hanya dengan melihatnya?”
“Tunggu, jangan-jangan... dia adalah seorang Pahlawan!?”

Si penjaga toko menatapku sangat lama.

“Kelihatannya dia kurang bisa diandalkan...”

Hey.

“Kalau kau tak suka, katakanlah.”

Tentu saja, aku bahkan tak ingin mengakuinya, bahwa mungkin aku terlihat sangat tak bisa diandalkan. Tapi itulah alasan mengapa aku ingin menjadi lebih kuat!

“Aku cuma mau bilang, kalau kau tak mempersenjatai dirimu dengan perlengkapan yang berkualitas, tak seorang pun akan menganggapmu serius.”
“Mungkin itu benar...”

Hahaha... dia sungguh orang yang jujur dan blak-blakan.

“Dari penampilanmu, bisa kubilang... kau pasti sebuah momok untuk para Pahlawan, benar?”

Uhh. Aku bisa merasakan pipiku berkedut. Mengapa rumor tentangku sepertinya menyebar sangat cepat? Yah, terserah. Aku tak boleh membuat hal tersebut membuatku pesimis.

“Aku adalah Pahlawan Perisai, Iwatani Naofumi. Mulai dari sekarang, aku akan menghadapi situasi yang sangat berbahaya, jadi aku yakin kita akan sering-sering ketemu.”

Kurasa mungkin akan lebih baik kalau aku memperkenalkan diri dengan benar  dan menghilangkan kesalahpahaman apapun.

“Naofumi, eh? Yah, kalau kau bermaksud untuk menjadi pelanggan tetapku maka kurasa kita harus akrab. Senang bertemu denganmu!”

Heehh, orang ini sungguh bersemangat.

“Hey, tuan. Tentunya kau punya barang bagus yang didiskon, kan?”

Mine sedikit menggembungkan pipinya dan menatap tajam ke penjaga toko.

“Berapa uangmu?”
“Kalau begitu...”

Mine menatapku seperti dia sedang menilai penampilanku.

“Kurasa... 250 koin perak, atau sekitar itu.”

250 dari 800 koin perakku...? Aku curiga apakah dia memperhitungkan biaya untuk merekrut rekan lainnya dan membayar penginapan.

“Aku mengerti! Tunggu sebentar.”

Si penjaga toko meninggalkan etalase dan berkeliaran sejenak, sebelum akhirnya kembali dengan setumpuk senjata dari berbagai penjuru toko.

“Jadi, bocah. Apa kau punya pilihan akan tipe senjata mana yang lebih kau suka?”
“Tidak juga. Sebenarnya aku belum pernah memegang senjata sungguhan seumur hidupku.”
“Kalau begitu, aku sarankan sebuah pedang untuk para pemula.”

Dia menjejerkan beberapa pedang di atas etalase di depanku.

“Semua ini sudah dipasang dengan pelapis BloodClean.”
“BloodClean?”
“Itu adalah sebuah lapisan spesial yang membuat darah dan luka segera menghilang, untuk menjaga ketajamannya.”
“Wahh...”

Seperti yang dia katakan, aku sangat yakin aku pernah mendengar sesuatu di duniaku tentang pedang yang menumpul akibat terlalu banyak digunakan untuk memotong daging. Jadi, pada dasarnya orang ini bilang bahwa semua pedang ini takkan pernah tumpul? Menakjubkan...

“Dari yang murah hingga yang termahal, kami punya besi, besi sihir, baja sihir, dan mithril. Kau mungkin berpikir semua ini sedikit mahal, tapi aku bisa menjamin kualitasnya.
Menarik. Apakah kehebatan senjata berbeda berdasarkan materialnya?

“Kami bahkan punya senjata yang lebih baik, tapi tentu, ini adalah yang sesuai dengan uang kalian.”

Biasanya dalam game konsol toko-toko di kota awal menjual barang-barang yang buruk, tapi di sini kelihatannya tersedia beberapa produk menakjubkan. Dunia ini benar-benar seperti sebuah game online, kan?
...Tunggu, tidak, apa yang aku pikirkan? Ini bukanlah sebuah game, ini adalah kenyataan. Tentu masuk akal kalau sebuah toko senjata di ibu kota negara besar seperti ini punya stok yang bagus.

“Mungkin... pedang besi?”

Dengan hati-hati ku genggam ganggangnya dengan jemariku dan mengangkatnya. Besar, kuat serta berat, seperti yang kalian bayangkan dari sebuah senjata. Dibandingkan dengan perisaiku, tak kusangka benda ini sangat berat. Apakah aku benar-benar bisa bertarung melawan monster dengan ini...?

BZZZTT!

“Ow!”

Tiba-tiba, aku merasa terkejut seperti habis disambar petir, dan pedangnya pun melayang dari genggamanku.

“Oh?”

Si penjaga toko dan Mine melihat bolak-balik ke arahku dan pedang itu dengan tampang heran di wajah mereka.

“Apa yang terjadi?”

Aku menunduk dan mengambil pedang itu lagi. Pedang itu sungguh terlihat biasa saja. Kalau begitu, tadi itu apa? Apakah itu hanya sebuah kebetulan?

BZZZTT!

“Aduh!”

Apa-apaan? Apakah si penjaga toko itu menaruh sebuah jebakan atau semacamnya? Aku menatapnya tajam, tapi dia hanya menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya. Jelas terlihat dia sama bingungnya denganku. Mungkin Mine tahu apa yang terjadi? Tak bisa kubayangkan dia yang melakukannya, tapi hanya dialah satu-satunya orang selain kami yang ada di sini...

“Bukankah benda itu melontar dari tanganmu dengan sendirinya?”

Tak masuk akal. Itu sungguh tak mungkin. Aku menatap telapak tanganku dengan tak percaya. Saat kulakukan itu, sebuah pesan muncul dalam pandanganku.

Pelanggaran Hukum Senjata Legendaris: Kontak dengan Senjata yang Tidak Sah

Tunggu, apa? Segera kubuka menu Bantuan dan bertanya melalui manual pengguna. Seharusnya di sini ada sesuatu tentang... aha!

Seorang Pahlawan tak bisa bertarung dengan benda selain senjata legendaris yang dia punya.

 Serius!? Aku tak bisa menggunakan apapun selain perisaiku untuk bertarung!? Game sampah jenis apa ini?

“Hmm... maaf, tapi sepertinya perisai ini adalah satu-satunya senjata yang bisa kugunakan.”

Kuangkat kepalaku dan tersenyum pahit.

“Benarkah? Bisakah aku melihatnya?”

Karena aku tak bisa melepaskan perisai ini, kuserahkan segenap tangan serta perisaiku kepada penjaga toko. Aku merasa sedikit bodoh, tapi tak ada cara lain lagi. Dia mengucapkan sesuatu pelan, dan sebuah bola cahaya kecil menyembul keluar dari perisaiku dan lalu lenyap.

“Hmm. Dari pandangan pertama, kurasa ini adalah sebuah perisai kecil biasa. Tapi ada sesuatu yang aneh tentangnya...”
“Ah, bisakah kau beri tahu padaku?”

Aku sedikit tersinggung kalau ini hanyalah sebuah perisai kecil biasa. Bahkan status sihirnya juga bilang begitu. (Bahkan, tak ada kata “Senjata Legendaris” terpampang di sana.)

“Kau lihat batu permata yang terpasang di tengah ini? Aku bisa merasakan energi yang kuat muncul dari sini. Aku mencoba melacaknya dengan sihir pelacak, tapi aku tak bisa melihat banyak. Bahkan walaupun seharusnya tak ada tipe sihir yang tidak bisa kulacak...”

Si penjaga toko menatap tajam padaku dan mengusap-usap jenggotnya, berpikir.

“Ini sungguh menarik... hem. Lagipula, kalau tak bisa pakai senjata, bagaimana dengan beberapa perlengkapan pelindung?”
“Yah, baiklah. Kelihatannya bisa.”
“Kalau begitu... kau sudah punya sebuah perisai jadi kurasa tak perlu khawatir tentang itu. Dan karena sekarang kau tak perlu membagi uangmu untuk membeli senjata dan pelindung lagi, seharusnya kau bisa membeli sesuatu yang sangat bagus.”

Si penjaga toko mulai menunjuk beberapa macam set pelindung yang tertera di pajangan.

“Full plate armor membatasi pergerakanmu, jadi tak cocok untuk petualangan. Kurasa satu set chainmail adalah apa yang kau butuhkan.”

Aku berjalan menuju baju zirah yang dia sarankan dan menyentuhkan tanganku. Serangkaian rantai yang tak terhitung jumlahnya bergoyang dan bergemerincing. Aku penasaran seberapa kemampuan pertahanannya...
Hah? Sebuah ikon muncul.

Chainmail
Pertahanan Naik, Pertahanan Tebasan S

Aneh, tak ada apapun yang muncul ketika aku melihat pedang-pedang tadi. Mungkin itu karena aku tak bisa menggunakannya?

“Berapa harganya?”

Mine bertanya pada si penjaga toko.

“Untukmu? Aku korting seharga 120 koin perak.”
“Apa kau juga bisa membelinya kembali?”
“Hmm? Yah, kurasa kalau kau mengembalikannya dalam keadaan yang masih bagus, aku bisa membayar seharga 100 koin perak untuknya.”
“Ada apa?”
“Oh, Pahlawan Perisai. Aku hanya bertanya seberapa banyak dia akan membayar kalau kita kembalikan baju zirah ini setelah kau melampauinya.”

Ah, tentu saja. Itu masuk akal. Saat ini, aku masih level satu, tapi setelah aku mulai tumbuh menjadi kuat tentu saja masuk akal kalau aku butuh menggunakan perlengkapan yang lebih kuat juga. Chainmail ini adalah baju zirah terbaik hanya untuk saat ini saja.

“Oke, aku ambil.”
“Mantap! Aku akan memberimu pakaian pelindung dalamnya secara cuma-cuma!”

Kebaikan penjaga toko ini membuatku tak berkutik. Aku menyerahkan padanya 120 koin perak untuk chainmail itu.

“Apa kau ingin langsung memakainya?”
“Tentu.”
“Baiklah kalau begitu, mari ke sini.”

Aku dituntun ke dalam sebuah ruangan di bagian belakang toko, di mana aku mengganti pakaianku dengan pakaian pelindung dalam dan chainmail itu. Aku menaruh pakaian asliku ke dalam sebuah tas yang penjaga toko berikan.

“Gahaha, tak terlalu, tapi kau sungguh terlihat lebih sangar sekarang!”
“Terima... kasih?”

Aku sungguh yakin tadi adalah sebuah pujian.

“Baiklah sekarang, Pahlawan Perisai. Kita mulai pergi keluar?”
“Ya ayo!”

Aku sangat bersemangat setelah aku meninggalkan toko bersama Mine. Kini aku terlihat layaknya seorang petualang!
Setelah itu, kami berjalan menuju tepi kota dan keluar melalui jembatan lipat. Para penjaga yang bertugas sebagai pemantau melihat kehadiran kami lalu menunduk, dan aku membalas mereka dengan hangat. Inilah dia! Akhirnya petualanganku pun dimulai!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar